Beranda > Makalah > TOERI BELAJAR HUMANISTIK (Pengertian Teori Belajar Humanistik, tokoh Teori Belajar Humanistik, Prinsip Dalam Teori Belajar Humanistik, Aplikasi Teori Belajar Humanistik, Implikasi Teori Belajar Humanistik )

TOERI BELAJAR HUMANISTIK (Pengertian Teori Belajar Humanistik, tokoh Teori Belajar Humanistik, Prinsip Dalam Teori Belajar Humanistik, Aplikasi Teori Belajar Humanistik, Implikasi Teori Belajar Humanistik )

TOERI BELAJAR HUMANISTIK

Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah

Psikologi Belajar

Disusun oleh:

Moh. Nur Wahid Zamroni

Moh. Syamsul Huda

Dosen pengampu:

Lia Amalia, M. Hum

 

 

Jurusan Tarbiyah Pendidikan Agama Islam

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

(STAIN) PONOROGO

2009

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah

Belajar bukan hanya menghafal dan bukan pula mengingat, tetapi belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri siswa. Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukan dalam berbagai bentuk, seperti perubahan pengetahuanya, sikap dan tingkah laku ketrampilan, kecakapanya, kemampuannya, daya reaksinya dan daya penerimaanya. Jadi belajar adalah suatu proses yang aktif, proses mereaksi terhadap semua situasi yang ada pada siswa. Belajar merupakan suatu proses yang diarahkan pada suatu tujuan, proses berbuat melalui situasi yang ada pada siswa.

Dalam suatu pembelajaran juga perlu didukung oleh adanya suatu teori dan belajar, secara umum teori belajar di kelompokan dalam empat kelompok atau aliran meliputi: (1) Teori Belajar Behavioristik (2) Teori Belajar Kognitif (3) Teori Belajar Humanistik (4) Teori Belajar Sibernik.

Untuk memahami lebih lanjut maka dalam makalah ini akan membahas mengenai Teori Belajar Humanistik.

B. Rumusan masalah

  1. Apa Pengertian Teori Belajar Humanistik?
  2. Siapa sajakah tokoh Teori Belajar Humanistik?
  3. Apa Saja Prinsip Dalam Teori Belajar Humanistik?
  4. Bagaimana Aplikasi Teori Belajar Humanistik?
  5. Apa Implikasi Teori Belajar Humanistik?

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Teori Belajar Humanistik.

Dalam teori belajar humanistik proses belajar harus berhulu dan bermuara  pada manusia itu sendiri. Meskipun teori ini sangat menekankan pentingya isi dari proses belajar, dalam kenyataan teori ini lebih banyak berbicara tentang pendidikan dan proses belajar dalam bentuknya yang paling ideal. Dengan  kata lain, teori ini lebih tertarik pada ide belajar dalam bentuknya yang paling ideal dari pada belajar seperti apa adanya, seperti apa yang bisa kita amati dalam dunia keseharian.. Teori apapun dapat dimanfaatkan asal tujuan untuk “memanusiakan manusia” (mencapai aktualisasi diri dan sebagainya) dapat tercapai.[1]

Dalam teori belajar humanistik, belajar dianggap berhasil jika si pelajar memahami lingkungannya dan dirinya sendiri. Siswa dalam proses belajarnya harus berusaha agar lambat laun ia mampu mencapai aktualisasi diri dengan sebaik-baiknya. Teori belajar ini berusaha memahami perilaku belajar dari sudut pandang pelakunya, bukan dari sudut pandang pengamatnya.[2]

Tujuan utama para pendidik adalah membantu si siswa untuk mengembangkan dirinya, yaitu membantu masing-masing individu untuk mengenal diri mereka sendiri sebagai manusia yang unik dan membantu dalam mewujudkan potensi-potensi yang ada dalam diri mereka.[3]

Menurut hemat kami, Teori Belajar Humanistik adalah suatu teori dalam pembelajaran yang mengedepankan bagaimana memanusiakan manusisa serta peserta didik mampu mengembangkan potensi dirinya.

B. Tokoh Teori Humanistik

1. Carl Rogers

Carl R. Rogers kurang menaruh perhatian kepada mekanisme proses belajar. Belajar dipandang sebagai fungsi keseluruhan pribadi. Mereka berpendapat bahwa belajar yang sebenarnya tidak dapat berlangsung bila tidak ada keterlibatan intelektual maupun emosional peserta didik. Oleh karena itu, menurut teori belajar humanisme bahwa motifasi belajar harus bersumber pada diri peserta didik.[4]

Roger membedakan dua ciri belajar, yaitu: (1) belajar yang bermakna dan (2) belajar yang tidak bermakna. Belajar yang bermakna terjadi jika dalam proses pembelajaran melibatkan aspek pikiran dan perasaan peserta didik, dan belajar yang tidak bermakna terjadi jika dalam proses pembelajaran melibatkan aspek pikiran akan tetapi tidak melibatkan aspek perasaan peserta didik.

Bagaimana proses belajar dapat terjadi  menurut teori belajar humanisme?. Orang belajar karena ingin mengetahui dunianya. Individu memilih sesuatu untuk dipelajari, mengusahakan proses belajar dengan caranya sendiri, dan menilainya sendiri tentang apakah proses belajarnya berhasil.

Menurut Roger, peranan guru dalam kegiatan belajar siswa menurut pandangan teori humanisme adalah sebagai fasilitator yang berperan aktif dalam : (1) membantu menciptakan iklim kelas yang kondusif agar siswa bersikap positif terhadap belajar, (2) membantu siswa untuk memperjelas tujuan belajarnya dan memberikan kebebasan kepada siswa untuk belajar, (3) membantu siswa untuk memanfaatkan dorongan dan cita-cita mereka sebagai kekuatan pendorong belajar, (4) menyediakan berbagai sumber belajar kepada siswa, dan (5) menerima pertanyaan dan pendapat, serta perasaan dari berbagai siswa sebagaimana adanya.[5]

2.      Arthur Combs

Belajar terjadi bila mempunyai arti bagi individu. Guru tidak bisa memaksakan materi yang tidak disukai atau tidak relevan dengan kehidupan mereka. Anak tidak bisa matematika atau sejarah bukan karena bodoh tetapi karena mereka enggan dan terpaksa dan merasa sebenarnya tidak ada alasan penting mereka harus mempelajarinya. Perilaku buruk itu sebenarnya tak lain hanyalah dari ketidakmampuan seseorang untuk melakukan sesuatu yang tidak akan memberikan kepuasan baginya. Untuk itu guru harus memahami perilaku siswa dengan mencoba memahami dunia persepsi siswa tersebut sehingga apabila ingin merubah perilakunya, guru harus berusaha merubah keyakinan atau pandangan siswa yang ada.[6]

Perilaku internal membedakan seseorang dari yang lain. Combs berpendapat bahwa banyak guru membuat kesalahan dengan berasumsi bahwa siswa mau belajar apabila materi pelajarannya disusun dan disajikan sebagaimana mestinya. Padahal arti tidaklah menyatu pada materi pelajaran itu. Sehingga yang penting ialah bagaimana membawa si siswa untuk memperoleh arti bagi pribadinya dari materi pelajaran tersebut dan menghubungkannya dengan kehidupannya.

Combs memberikan lukisan persepsi diri dalam dunia seseorang seperti dua lingkaran (besar dan kecil) yang bertitik pusat pada satu.. Lingkaran kecil (1) adalah gambaran dari persepsi diri dan lingkungan besar (2) adalah persepsi dunia. Makin jauh peristiwa-peristiwa itu dari persepsi diri makin berkurang pengaruhnya terhadap perilakunya. Jadi, hal-hal yang mempunyai sedikit hubungan dengan diri, makin mudah hal itu terlupakan.[7]

C. Prinsip-prinsip Teori Belajar Humanistik

Beberapa prinsip Teori belajar Humanistik:[8]

  1. Manusia mempunyai belajar alami
  2. Belajar signifikan terjadi apabila materi plajaran dirasakan murid mempuyai relevansi dengan maksud tertentu
  3. Belajar yang menyangkut perubahan di dalam persepsi mengenai dirinya.
  4. Tugas belajar yang mengancam diri ialah lebih mudah dirasarkan bila ancaman itu kecil
  5. Bila bancaman itu rendah terdapat pangalaman siswa dalam memperoleh cara.
  6. Belajar yang bermakna  diperolaeh jika siswa melakukannya
  7. Belajar lancer jika siswa dilibatkan dalam proses belajar
  8. Belajar yang melibatkan siswa seutuhnya dapat memberi hasil yang mendalam
  9. Kepercayaan pada diri pada siswa ditumbuhkan dengan membiasakan untuk mawas diri
  10. Belajar sosial adalah belajar mengenai proses belajar

Roger sebagai ahli dari teori belajar humanisme mengemukakan beberapa prinsip belajar yang penting yaitu: (1). Manusia itu memiliki keinginan alamiah untuk belajar, memiliki rasa ingin tahu alamiah terhadap dunianya, dan keinginan yang mendalam untuk mengeksplorasi dan asimilasi pengalaman baru, (2). Belajar akan cepat dan lebih bermakna bila bahan yang dipelajari relevan dengan kebutuhan siswa, (3)  belajar dapat di tingkatkan dengan mengurangi ancaman dari luar, (4) belajar secara partisipasif jauh lebih efektif dari pada belajar secara pasif dan orang belajar lebih banyak bila belajar atas pengarahan diri sendiri, (5) belajar atas prakarsa sendiri yang melibatkan keseluruhan  pribadi, pikiran maupun perasaan akan lebih baik  dan tahan lama, dan (6) kebebasan, kreatifitas, dan kepercayaan diri dalam belajar dapat ditingkatkan dengan evaluasi diri orang lain tidak begitu penting.

D. Aplikasi Teori Belajar Humanistik

Aplikasi teori humanistik lebih menunjuk pada ruh atau spirit selama proses pembelajaran yang mewarnai metode-metode yang diterapkan. Peran guru dalam pembelajaran humanistik adalah menjadi fasilitator bagi para siswa sedangkan guru memberikan motivasi, kesadaran mengenai makna belajar dalam kehidupan siswa. Guru memfasilitasi pengalaman belajar kepada siswa dan mendampingi siswa untuk memperoleh tujuan pembelajaran. [9]

Siswa berperan sebagai pelaku utama (student center) yang memaknai proses pengalaman belajarnya sendiri. Diharapkan siswa memahami potensi diri , mengembangkan potensi dirinya secara positif dan meminimalkan potensi diri yang bersifat negatif.

Tujuan pembelajaran lebih kepada proses belajarnya daripada hasil belajar. Adapun proses yang umumnya dilalui adalah :

  1. Merumuskan tujuan belajar yang jelas
  2. Mengusahakan partisipasi aktif siswa melalui kontrak belajar yang bersifat jelas , jujur dan positif.
  3. Mendorong siswa untuk mengembangkan kesanggupan siswa untuk belajar atas inisiatif sendiri
  4. Mendorong siswa untuk peka berpikir kritis, memaknai proses pembelajaran secara mandiri
  5. Siswa di dorong untuk bebas mengemukakan pendapat, memilih pilihannya sendiri, melakukkan apa yang diinginkan dan menanggung resiko dari perilaku yang ditunjukkan.
  6. Guru menerima siswa apa adanya, berusaha memahami jalan pikiran siswa, tidak menilai secara normatif tetapi mendorong siswa untuk bertanggungjawab atas segala resiko perbuatan atau proses belajarnya.
  7. Memberikan kesempatan murid untuk maju sesuai dengan kecepatannya
  8. Evaluasi diberikan secara individual berdasarkan perolehan prestasi siswa

Pembelajaran berdasarkan teori humanistik ini cocok untuk diterapkan. Keberhasilan aplikasi ini adalah siswa merasa senang bergairah, berinisiatif dalam belajar dan terjaadi perubahan pola pikir, perilaku dan sikap atas kemauan sendiri.

Siswa diharapkan menjadi manusia yang bebas, berani, tidak terikat oleh pendapat orang lain dan mengatur pribadinya sendiri secara bertanggungjawab tanpa mengurangi hak-hak orang lain atau melanggar aturan , norma , disiplin atau etika yang berlaku.

E. Implikasi Teori Belajar Humanistik

    1. Guru Sebagai Fasilitator

            Psikologi humanistik memberi perhatian atas guru sebagai fasilitator.  Berikut ini adalah berbagai cara untuk memberi kemudahan belajar dan berbagai kualitas fasilitator. Ini merupakan ikhtisar yang sangat singkat dari beberapa (petunjuk):[10]

a) Fasilitator sebaiknya memberi perhatian kepada penciptaan suasana awal, situasi kelompok, atau pengalaman kelas

b) Fasilitator membantu untuk memperoleh dan memperjelas tujuan-tujuan perorangan di dalam kelas dan juga tujuan-tujuan kelompok yang bersifat umum.

c) Dia mempercayai adanya keinginan dari masing-masing siswa untuk melaksanakan tujuan-tujuan yang bermakna bagi dirinya, sebagai kekuatan pendorong, yang tersembunyi di dalam belajar yang bermakna tadi.

d) Dia mencoba mengatur dan menyediakan sumber-sumber untuk belajar yang paling luas dan mudah dimanfaatkan para siswa untuk membantu mencapai tujuan mereka.

e) Dia menempatkan dirinya sendiri sebagai suatu sumber yang fleksibel untuk dapat dimanfaatkan oleh kelompok.

f) Di dalam menanggapi ungkapan-ungkapan di dalam kelompok kelas, dan menerima baik isi yang bersifat intelektual dan sikap-sikap perasaan dan mencoba untuk menanggapi dengan cara yang sesuai, baik bagi individual ataupun bagi kelompok

g)      Bilamana cuaca penerima kelas telah mantap, fasilitator berangsur-sngsur dapat berperanan sebagai seorang siswa yang turut berpartisipasi, seorang anggota kelompok, dan turut menyatakan pendangannya sebagai seorang individu, seperti siswa yang lain.

h) Dia mengambil prakarsa untuk ikut serta dalam kelompok, perasaannya dan juga pikirannya dengan tidak menuntut dan juga tidak memaksakan, tetapi sebagai suatu andil secara pribadi yang boleh saja digunakan atau ditolak oleh siswa

i) Dia harus tetap waspada terhadap ungkapan-ungkapan yang menandakan adanya perasaan yang dalam dan kuat selama belajar

j) Di dalam berperan sebagai seorang fasilitator, pimpinan harus mencoba untuk menganali dan menerima keterbatasan-keterbatasannya sendiri.

Ciri-ciri guru yang fasilitatif adalah :

  1. Merespon perasaan siswa
  2. Menggunakan ide-ide siswa untuk melaksanakan interaksi yang sudah dirancang
  3. Berdialog dan berdiskusi dengan siswa
  4. Menghargai siswa
  5. Kesesuaian antara perilaku dan perbuatan
  6. Menyesuaikan isi kerangka berpikir siswa (penjelasan untuk mementapkan kebutuhan segera dari siswa)
  7. Tersenyum pada siswa

BAB III

PENUTUP

 

Kesimpulan

Demikian yang dapat kami berikan kepada sahabat-sahabat mahasiswa, dapat kami berikan sedikit kesimpulan awal, bahwa:

  1. Teori Belajar Humanistik adalah suatu teori dalam pembelajaran yang mengedepankan bagaimana memanusiakan manusisa serta peserta didik mampu mengembangkan potensi dirinya
  2. Tokoh dalam teori ini adalah C. Roger dan Arthur Comb.
  3. Aplikasi dalam teori ini, Siswa diharapkan menjadi manusia yang bebas, berani, tidak terikat oleh pendapat orang lain dan mengatur pribadinya sendiri secara bertanggungjawab tanpa mengurangi hak-hak orang lain atau melanggar aturan , norma , disiplin atau etika yang berlaku. Serta guru hanya sebagai fasilitator.
  4. Ciri-ciri guru yang fasilitatif adalah :
    1. Merespon perasaan siswa
    2. Menggunakan ide-ide siswa untuk melaksanakan interaksi yang sudah dirancang
    3. Berdialog dan berdiskusi dengan siswa
    4. Menghargai siswa
    5. Kesesuaian antara perilaku dan perbuatan
    6. Menyesuaikan isi kerangka berpikir siswa (penjelasan untuk mementapkan kebutuhan segera dari siswa)
    7. Tersenyum pada siswa


 

DAFTAR RUJUKAN

 

Dakir, Prof.Drs. Dasar-dasar Psikologi. Jakarta: Pustaka Pelajar, 1993.

Uno, Hamzah. Orientasi baru Dalam Psikologi Perkembangan.  Jakarta: Bumi aksara, 2006.

Hadis, Abdul. Psikologi Dalam Pendidikan. Bandung: Alfabeta, 2006 .

http://novinasuprobo.wordpress.com/2008/06/15/teori-belajar-humanistik/

http://apadefinisinya.blogspot.com/2008/05/teori-humanistik.html


[1] Hamzah B. Uno, Orientasi baru Dalam Psikologi Perkembangan ( Jakarta: Bumi aksara, 2006 ), 13.

[3] Ibid.,

[4] Abdul Hadis, Psikologi Dalam Pendidikan ( Bandung: Alfabeta, 2006 ), 71.

[5] Ibid., 72.

[7] Ibid.,

[8] Ibid.,

[10] Prof.Drs.Dakir, Dasar-dasar Psikologi.( Jakarta: Pustaka Pelajar, 1993), 64.

  1. Desember 21, 2013 pukul 12:25 pm

    If you really want to push your body then consider decreasing the amount of rest between exercises.
    Once every seven days, foot pedal slow-witted the main time,
    to lose extra calorie consumption. When you keep a record of what you actually eat, you will be able to better gauge how you are going to change your diet to a cleaner and healthier one to lose weight.

  2. Desember 21, 2013 pukul 3:21 pm

    A hardgainer is somebody with a slight or lean bodytype who has
    difficulty gaining weight, especially muscle. The Insanity diet is
    not a starvation diet it is a diet plan that fuels your workouts.
    You just need to cut down on the amount of carbs that
    you are having in your diet.

  3. Desember 21, 2013 pukul 3:44 pm

    Botox is injected with a fine needle into specific muscles with only minor
    discomfort. It is skincare products daily diet plan and
    natural supplements they can get the energy to sort out and get sexy.
    Instead of doing this, you should break them up, and can perform cardiovascular
    exercises and strength training on different days.

  4. Desember 21, 2013 pukul 4:30 pm

    Additionally, stress will also cause your body to release more cortisol.
    It is skincare products daily diet plan and natural supplements
    they can get the energy to sort out and get sexy. This entire range of motion is
    then repeated by you making use of your other arm.

  5. Desember 21, 2013 pukul 9:45 pm

    When you engage in this approach, your metabolic rate will also be
    given a huge boost. In the downfall, you place an excessive amount of tension on your fashionable flexors.
    This entire range of motion is then repeated by you making use of your other arm.

  6. Desember 23, 2013 pukul 2:44 am

    Can you control your online reputation with the help of third parties.
    Before you sign up, you need to realize that Searchwords is
    one of the top companies in the industry for this type of service.
    At Online Reputation Management, we’ve created a reputation management price that your
    reputation can’t afford not to pay.

  7. Februari 17, 2014 pukul 1:01 am

    Thanks for one’s marvelous posting! I certainly enjoyed reading it, you may be a great author.I will always bookmark your blog and may come back from now on.

    I want to encourage you to ultimately continue your great work, have a nice evening!

  8. Maret 28, 2014 pukul 9:37 am

    I’m impressed, I have to admit. Seldom do I encounter a
    blog that’s both equally educative and amusing, and let me tell you, you
    have hit the nail on the head. The issue is an issue that not
    enough men and women are speaking intelligently about.
    I’m very happy that I found this in my hunt for something
    regarding this.

  9. November 14, 2014 pukul 12:43 pm

    Great information. Lucky me I discovered your site by accident (stumbleupon).
    I’ve saved as a favorite for later!

  10. November 22, 2014 pukul 6:21 pm

    Тhis is a topic thɑt’s close to my heart… Thank you!
    Wherfe are your contact details though?

  11. Januari 13, 2018 pukul 10:55 am

    terima kasih
    My blog

  1. Oktober 21, 2012 pukul 1:21 pm
  2. November 6, 2012 pukul 10:13 am
  3. April 17, 2013 pukul 8:25 pm
  4. April 29, 2013 pukul 8:18 pm
  5. Mei 14, 2013 pukul 12:46 pm
  6. Juni 24, 2016 pukul 9:56 am

Tinggalkan komentar